Pages

Minggu, 23 Oktober 2022

Hadapi semua dengan senyuman dan ilmu

 Mbah Renggo Joyo ngakak


Santri randu alas sungguh menikmati hidupnya yg serba fresh dg panorama alam yg mempesona , pohon dan bunga tiap pagi tampak girang , tak merasa kedinginan ,meski Bermandi embun.


Burung burung liar menari dan menyanyi diatas dahan, menambah kelengkapan pesona alam randu alas . 


apalagi desa ini letak geografisnya jauh dari bising kota dan hal hal yg berbau kutit ( kota )


Penduduknya pun ramah dan lugu bukan masyarakat slintutan yg kaya manuver dan kebohongan. 


Bagi masyarakat Randu alas ,hidup adalah menunggu kematian dipematang sawah , maka bagi mereka menggarap sawah dg beraneka tanaman yg bermanfaat  adalah fokusnya ,agar kelak ( diakhirat ) bisa menikmati panen raya.


Sesekali minum air jahe dan ngopi sambil menikmati rokok linting hanyalah hiburan ditengah kesibukan yg membahagiakan.


Tapi kali ini para santri dan masyarakat Randu alas , dihebohkan dg prilaku aneh sang panutan mereka .


Pasalnya Mbah renggo Joyo sang kiai idola sejak kemarin ,sering ngguyu ngakak sendiri didekat gantangan burung kututnya , padahal biasanya beliau hanya senyum senyum tipis khas senyum kiai.


Mad gudel, kang Sholikin ,pakde kaban ,kang Jumadi mbakyu markonah dan sebagian masyarakat Randu alas mengamati dari kejauhan sambil menyimpan tanya : apakah panutan kita ini sedang dlm Maqom "fana" atau dlm keadaan majdzub ???


Akhirnya mereka sepakat utk klarifikasi atas prilaku aneh sang panutan, dan mad gudel ditunjuk sebagai juru bicara agar suasana menjadi gayeng dan cair , Krn santri yg satu ini memang lucu dan lugu.


Mad gudel memulai aksinya dg senyum khasnya : Mbah, senyum panjenengan luar biasa ( tidak biasanya) , orang orang bertambah tertarik ( menyimpan tanya ).


"Hai Del , aku tahu karepmu dan konco koncomu itu "


Sambil senyum lucu, mad gudel menimpali : lha nggeh , pripun Niki ?


Begini Del , aku tertawa lepas itu sesungguhnya bukan sesuatu yg aneh , tapi semata strategi utk menghajar syaiton agar tak mempunyai kesempatan utk menggoda saya dlm mushibah yg kita derita saat ini , syaiton dlm kondisi seperti ini sering menyusup dan menggoda ( taswis ) , dulu abu Ali arrozi pernah cerita :


Saya berguru pd yg Mulya syekh fudloil bin iyadl itu selama tiga puluh tahun , diselama itu pula aku tidak pernah melihat guruku tersenyum tipis apalagi ngakak , tapi disaat beliau terkena musibah atas meninggalnya putra beliau Gus Ali ,beliau tampak girang dan ngguyu ngakak .

Hal ini juga pernah terjadi pada sahabat Abdulloh bin Umar , urai Mbah Renggo dg tenang.  


Lho apakah sekarang ada musibah ? Dimana ? Di randu alas kah , dijakarta , dimalang , dikanjuruhan, ditrenggalek atau di NU ? Mad gudel nrocos.


Yaa, kamu lihat sendiri dg hati yg adil , jawab Mbah Renggo dg bijak.


Semua yg hadir serasa bertambah kagum dg kiai idolanya, ternyata semuanya yg terpenting terpandu dg ilmu .


Oh ngakak berilmu.


Wassalam

Alfaqir M. Ari Fahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar